Vaksin Booster COVID-19

Pada tanggal 10 Januari 2022, BPOM secara resmi mengumumkan telah menyetujui penggunaan lima jenis vaksin COVID-19 sebagai booster atau dosis lanjutan. Kelima vaksin tersebut adalah CoronaVac atau Vaksin COVID-19 Bio Farma, Comirnaty oleh Pfizer, AstraZeneca (Vaxzevria dan Kconecavac), Moderna, dan Zifivax. Hasil evaluasi dari aspek keamanan kelima vaksin booster tersebut menunjukkan bahwa frekuensi, jenis, dan keparahan dari KTD (Kejadian Tidak Diinginkan) yang dilaporkan setelah pemberian booster bersifat ringan dan sedang. Vaksin-vaksin tersebut ada yang dapat digunakan sebagai booster homolog dan/atau heterolog. Tidak menutup kemungkinan selanjutnya akan ada vaksin lain yang disetujui untuk digunakan sebagai booster karena saat ini terdapat tiga belas vaksin COVID-19 yang telah mendapatkan persetujuan EUA (Emergency Use Authorization).

Apa Itu Vaksin Booster?

Berdasarkan pengamatan uji klinik yang dilakukan menunjukkan bahwa respon imun yang dihasilkan oleh vaksin COVID-19 akan menurun seiring waktu dengan interval penurunan yang berbeda-beda dari tiap jenis vaksin. Untuk tetap mempertahankan imunogenisitas vaksin terhadap infeksi COVID-19 diperlukan vaksinasi booster setelah pemberian vaksin primer lengkap dua dosis. Vaksin booster sendiri adalah dosis vaksin tambahan setelah sesorang mendapatkan vaksinasi primer dosis lengkap untuk mempertahankan imunogenisitas vaksin terhadap infeksi serta memperpanjang masa perlindungan terhadap infeksi, dalam hal ini infeksi COVID-19. Vaksin booster ini ada yang dapat diberikan sebagai booster homolog dan ada juga yang dapat diberikan sebagai booster heterolog.

Apa Perbedaan Booster Homolog dan Heterolog?

Pemberian vaksin booster ini tidak dapat sembarangan digunakan, terdapat kriteria jenis vaksin apa yang dapat digunakan sebagai booster berdasarkan vaksin primer yang sebelumnya digunakan. BPOM sendiri telah membagi vaksin booster yang telah disetujui menjadi dua jenis, yaitu booster homolog dan booster heterolog. Vaksin booster homolog adalah vaksin booster yang diberikan untuk penerima vaksin primer dengan platform dan merek yang sama. Sedangkan vaksin booster heterolog adalah vaksin booster yang diberikan untuk penerima vaksin primer dengan platform dan merek yang berbeda. Sehingga apabila seseorang telah mendapat vaksinasi primer lengkap 2 dosis dengan jenis vaksin tertentu iya dapat menerima vaksin booster homolog dengan merek yang sama atau vaksin booster heterolog yang disetujui untuk merek tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut

pemilihan vaksin booster berdasarkan vaksin primer yang diterima

Apa Saja Vaksin Booster yang Telah Disetujui?

CoronaVac / Sinovac

Vaksin CoronaVac atau Vaksin COVID-19 Bio Farma menjadi vaksin pertama yang disetujui BPOM untuk digunakan sebagai vaksin booster. Vaksin ini digunakan sebagai vaksin booster homolog, sehingga hanya bisa digunakan untuk orang yang menerima vaksin CoronaVac sebagai vaksin primernya. Vaksin booster diberikan sebanyak 1 dosis minimal setelah 6 bulan sejak vaksinasi primer lengkap pada usia 18 tahun ke atas. Peningkatan titer antibodi netralisasi hingga 21-35 kali setelah 28 hari pemberian booster/dosis lanjutan.

Pfizer

Vaksin produksi Pfizer yang bernama Vaksin Comirnaty sebagai vaksin booster homolog yang diberikan sebanyak 1 dosis, minimal 6 bulan sejak vaksinasi primer lengkap. Vaksin tersebut digunakan sebagai booster untuk usia 18 tahun ke atas. Peningkatan nilai titer antibodi netralisasi setelah 1 bulan pemberian booster dibandingkan 28 hari setelah vaksinasi primer sebesar 3,29 kali. Karena digunakan sebagai vaksin booster homolog, maka vaksin ini dapat digunakan sebagai vaksin booster untuk penerima vaksin primer lengkap Pfizer.

AstraZeneca

Vaksin milik AstraZeneca yaitu Vaxzeria dan Kconecavac disetujui BPOM untuk digunakan sebagai booster homolog, atau dapat diberikan kepada penerima vaksin primer AstraZeneca dua dosis lengkap. Vaksin booster diberikan sebanyak 1 dosis minimal 6 bulan setelah vaksin primer untuk usia 18 tahun ke atas. Peningkatan nilai rata-rata titer antibodi IgG setelah pemberian booster dari 1792 menjadi 3746.

Moderna

Vaksin Moderna disetujui BPOM sebagai vaksin homolog dan heterolog dengan vaksin primer AstraZeneca, Pfizer, atau Janssen), sehingga dapat diberikan sebagai booster untuk orang yang pada vaksinasi primer menerima vaksin Moderna, AstraZeneca, Pfizer, atau Janssen. Dosis yang diberikan sebagai booster adalah setengah dosis dan dapat diberikan untuk usia 18 tahun ke atas. Pemberian vaksin dilakukan minimal 6 bulan setelah pemberian dosis lengkap vaksin primer. Respon imun antibodi netralisasi naik sebesar 12,99 kali setelah pemberian dosis booster homolog.

Zifivax

Zifivax dapat digunakan sebagai vaksin booster heterolog dengan full dose untuk usia 18 tahun atau lebih setelah minimal 6 bulan sejak mendapatkan dosis lengkap vaksin primer Sinovac atau Sinopharm. Titer antibodi netralisasi meningkat lebih dari 30 kali setelah pemberian booster pada subjek yang mendapatkan vaksinasi primer Sinovac dan Sinopharm.


Cara memilih vaksin booster yang dapat digunakan berdasarkan vaksin primer yang telah diterima dapat dilihat disini

Referensi:

https://pom.go.id/new/view/more/pers/635/Badan-POM-Resmikan-Vaksin-COVID-19-Dosis-Booster-Lanjutan-di-Indonesia.html

Post a Comment