Furosemide adalah obat diuretic yang tergolong loop diuretic. Obat yang termasuk golongan diuretik memiliki efek meningkatkan jumlah urin yang dikeluarkan melalui ginjal (diuresis). Karena efeknya tersebut obat golongan diuretik digunakan untuk mengurangi cairan di dalam tubuh.
Bagaimana Furosemide Bekerja di Dalam Tubuh?
Furosemide bekerja dengan cara menghambat reabsorbsi natrium dan klorida di tubulus proksimal dan tubulus distal serta loop Henle (lengkung Henle) melalui penghambatan sistem cotransport natrium-klorida sehingga menghasilkan ekskresi air yang berlebih bersamaan dengan natrium, klorida, magnesium, dan kalsium. Ekskresi air yang berlebihan dalam bentuk urin ini menyebabkan penurunan cairan dalam tubuh.
Efek diuretik Furosemide akan terlihat setengah sampai satu jam setelah pemberian oral dengan efek maksimal akan terlihat dalam waktu 1-2 jam. Efek diuretik ini akan bertahan selama 4-6 jam. Berbeda dengan diuretik golongan thiazide, Furosemide masih efektif pada kondisi dengan penurunan filtrasi glomerulus (insufisiensi ginjal).
Apa Indikasi Furosemide?
Di Indonesia, BPOM menyetujui Furosemide untuk indikasi:
Edema akibat kelainan jantung, hati, atau ginjal (jika terdapat sindrom nefrotik, pengobatan gangguan dasar menjadi perhatian utama).
Edema peripheral akibat obstruksi mekanis atau insufisiensi vena dan hipertensi.
FDA (Food and Drug Administration) menyetujui penggunaan loop diuretik seperti furosemide secara tunggal atau kombinasi dengan antihipertensi lain sebagai alternatif terapi diuretik golongan thiazide sebagai terapi hipertensi, namun Eighth Joint National Committee (JNC-8) dan American College of Cardiology/American Heart Association (ACC/AHA) tidak merekomendasikan penggunaan loop diuretik sebagai terapi lini pertama hipertensi.
Berapa Dosis Penggunaan Furosemide?
Secara umum, dosis yang digunakan harus dosis paling rendah yang cukup untuk mencapai efek yang diinginkan. Dosis disesuaikan berdasarkan indikasi penyakitnya.
Dosis terapi edema
Dilakukan titrasi dosis untuk mendapatkan respon terapeutik maksimal dengan dosis seminimal mungkin untuk mempertahankan respon diuretik yang diinginkan.
Dosis dewasa: dosis harian awal umumnya 20 – 80 mg sebagai dosis tunggal. Dosis dapat ditingkatkan sebanyak 20 – 40 mg dengan jarak minimal 6 – 8 jam setelah pemberian dosis sebelumnya hingga mencapai efek diuretik yang diinginkan. Dosis dapat dititrasi secara hati-hati hingga 600 mg/hari (kecuali pada gagal ginjal stadium akhir) pada pasien dengan keadaan edema klinis berat.
Dosis anak-anak: Dosis diberikan berdasarkan berat badan anak yaitu sebesar 1-2 mg/kg berat badan untuk dosis tunggal. Dosis dapat ditingkatkan sebanyak 1 – 2 mg/kg berat badan dengan jarak minimal 6 – 8 jam setelah pemberian dosis sebelumnya hingga mencapai efek diuretik yang diinginkan.
Dosis terapi hipertensi
Terapi harus dititrasi untuk mendapatkan respon terapeutik yang maksimal secara individu sesuai dengan respon pasien.
Dosis dewasa: dosis harian awal umumnya adalah 80 mg dibagi menjadi 40 mg dua kali sehari. Bila respon belum cukup, dapat ditambahkan obat antihipertensi lain dan perubahan tekanan darah harus dipantau secara hati-hati. Untuk mencegah penurunan tekanan darah yang berlebihan, dosis obat antihipertensi lain sebaiknya dikurangi setidaknya 50% ketika dikombinasi dengan furosemide.
Apa kondisi pasien yang tidak boleh menggunakan (kontraindikasi) Furosemide?
Furosemide dikontraindikasikan untuk kondisi pasien:
Gagal ginjal disertai kurangnya pembentukan urin (anuria)
Koma dan pre koma hepatic
Defisiensi elektrolit, misalnya hipokalemia atau hyponatremia
Hipovolemia dengan/atau tanpa penurunan tekanan darah atau dehidrasi
Hipersensitif terhadap Furosemide. Pasien yang alergi terhadap sulfonamida mungkin menunjukkan sensitivitas silang terhadap Furosemide
Bolehkah Furosemide Digunakan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui?
Furosemide dapat menembus barrier plasenta, sehingga Furosemide tidak boleh diberikan selama kehamilan kecuali terdapat alasan medis yang mendesak dan pertumbuhan janin harus dipantau. Furosemide dapat masuk ke dalam ASI dan menghambat laktasi, oleh karena itu tidak boleh digunakan selama menyusui.
Referensi:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499921/#article-22006.s7
https://go.drugbank.com/drugs/DB00695
Brosur Obat Furosemide OGB Kimia Farma
Post a Comment